Jumat, 15 Februari 2013

Kenduri Blang Masih Membudaya


Nagan Raya  :  Masyarakat Gampong Meugat’Meuh Kec Seunagan Timur yang umunya  para tani, adakan kenduri Blang.
 Syukuran dan doa, (Awal Musim Tanam Padi- Red), di balai Gampong (15/2). Syukuran Ritual atau ritual adat tersebut sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Aceh.

Ketua pemuda Gampong Meugat'Meuh sekaligus ketua kelompok Tani Yusmato mengakui, syukuran  sudah menjadi tradisi  bagi masyarakat Aceh, setiap dimulai musim tanam padi di desa-desa seluruh Aceh.

kenduri Blang sendiri, dilakukan dalam tiga tahapan. Yaitu menjelang turun ke sawah, ketika padi berbuah dan sesudah masa menuai. Dalam tiap tahapan, upacara tradisional digelar dengan maksud dan tujuan berbeda yang saat ini dapat kita tinjau dalam konteks kekiniannya.

Diawali dari keinginan mengangkat adat budaya kenduri turun ke sawah yang secara turun temurun dilakukan, kenduri blang di Aceh Nagan Raya sendiri hingga kini masih dilaksanakan . Adat turun ke sawah ini merupakan tradisi bagi petani yang akan memulai menanam padi.

Zaman dahulu, adat ke sawah yang akrab dikatakan kenduri blang ini merupakan tradisi yang harus dilakukan oleh sekelompok komunitas petani. Sebagai sebuah tradisi turun temurun, tentu dimungkinkan perbedaan seremoni adat tersebut antara zaman dulu dan sekarang. Tulisan ini memotret adat kenduri blang masa kini di salah satu kampung dalam Kabupaten Aceh Tamiang.

“kenduri ini adalah sebagai syukuran kami kepada Allah yang telah memberikan rejeki kepada kami, dan kami juga berdoa kepadaNya agar musim tanam tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya agar kami semua bisa mengeluarkan zakat.” Ujarnya.

Dalam  kenduri Blang katanya Yusmanto, selain berdoa dan makan bersama masyarakat juga membahas tentang tata tertib menanam padi dan beberapa utaran lainya hingga musim panen tiba, Serta mendengarkan Rapai Tuah  yang  dimainkan kelompok Tua – Tua Gampong Blang Panyang kecematan Seunagan Timur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar