Selasa, 26 Oktober 2010

Warnet Menjamur dan Berubah Fungsi

Medan; Warung internet (Warnet) belakangan ini semakin menjamur di Kota Medan. Ternyata, tidak sedikit dari warnet-warnet itu yang disalah gunakan hingga berubah fungsi. 

Hasil Pantauan pada (26/10) dikawasan Jalan Jamin Ginting atau Kawasan Padang Bulan Medan, warnet tidak lagi digunakan sebagai sarana informasi yang positif. Melainkan, warnet dikawasan itu berubah menjadi ajang bermain game online.

Tentunya, game online yang umumnya digemari kaula muda maupun pelajar, secara tidak langsung menggiring penggunanya jauh dari hal positif. Bermain game online membuat penggunanya lupa akan waktu, sehingga melupakan kewajiban mereka sipengguna sebagi pelajar.

Parahnya lagi, tidak sedikit juga dari pengguna merasa sungkan berselancar disitus fulgar. Randahnya pengawasan membuat pemilik maupun operator tidak mebatasi pengunjung yang datang.

Kelihatanngya, para pengelola warnet hanya memandang dari segi bisnis semata. Mereka hanya berfikir matimatis meraih keuntungan besar. Tidak menutup kemungkinan , para operator maupun pemilik dengan sengaja menyediakan film yang mempertontonkan aurat.

Sebab, itu menjadi salah satu dayatarik maupun minat pengunjung agar datang kewarnet. Persoalan ini tentunya tidak dapat terus dibiarkan berlarut-larut. Pemerintah harus segera mengambil langkah tegas.

Menonton film yang berbau pornografi, sangat memicu para pelajar berperilaku menyimpang. Sebab, ketika belum waktunya mereka melihat yang seharusnya itu, menimbulkan rasa keingin tahuan yang tinggi.

Sehingga, tidak menutup kemungkinan mereka melakukan serta berupaya untuk mewujudkan hal itu, yakni apa yang mereka lihat dan lekat tertanam dalam piker mereka. Imajinasi untuk mewujudkan juga setiap harinya semakin besar. Tentunya semakin membawa mereka kearah yang negatif dan terjebak disana.

Ketika melintas jalanan di Kota Medan ketika malam hari. Tidak sedikit juga mata kita disuguhkan dengan pemandangan warnet yang terus saja buka hingga 24 jam penuh. Menilik kedalam ruang, cukup jarang pemandangan ruang warnet kosong.

Menurut informasi, lokasi yang juga cendrung dijadikan sebagai wadah penyedia layanan film porno. Salah satu lokasi antara lain di kawasan Jalan Muchtar Basri Medan. Warnet ini kerab padat oleh konsumennya.

Keduanya tidak jauh berbeda. Yakni kawasan kampus. Diamana kawasan itu didominasi para maha siswa.
Seorang pengguna jasa internet, yang menggunakan jasa layanan itu sebagai wadah informasi mengaku resah dengan kebiasaan keadaan tersebut. Namun menurutnya para mahasiswa semakin ramai saja mengunjung warnet yang terletak didepan kampus UMSU (Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara) tersebut.

"Aku tahu benar, karena selama ini aku sering menggunakan fasilitas ini untuk mengakses informasi ataupun berkomunikasi dengan para teman, tetapi banyak orang yang menyalahgunakannya," Katanya.

Wanita itu juga menyampaikan, parahnya sering juga tampak beberapa anak sekolahan yang masih menggunakan seragam sekolah. Dan sepertinya pengelola sengaja menyediakan fasilitas itu untuk mendapatkan keuntungan sendiri. Ketika dirinya mempertanyakan keadaan itu kepada para anak sekolah itu, mereka hanya tersenyum dan diam.

Tidak jarang siswa SMA yang tepergok berciuman di bilik ruang-ruang warnet. Tentunya, jika pihak yangbertanggung jawab mengatasi persoalan ini melakukan razia banyak sekali video porno yang memang disediakan pengelolanya. Karena itu pengguna warnet tinggal menonton video tersebut.

Padahal, kita ketahui bersama. Telah terjadi beberapa kasus hilangnya pelajar wanita. Memang, wanita sangat rentan. Sebab, wanita sering dimasukkan dalam kategori mahluk lemah. Sangat mudah dipengarungi, dengan berbagai iming-iming.

Dari beberapa catatan tersebut. Umumnya disebabkan siwanita berkenalan dengan pengguna lainnya melalui jejaring persahabatan. Ketika bujuk rayu untuk bertemu peria yang sebelumnya tidak dikenal tadi telah merencanakan sesuatu yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh kita. Akhirnya yang tidak dinginkan terjadi.

Jika ini terus saja berlangsung, kedepannya tidak menutup kemungkinan semakin banyak generasi muda yang terjerumus kearah negatif. Tentunya, beban ini juga menjadi salah satu beban berat yang harus dipikul para orang tua.

Sejak dini, para orang tua harus sudah memikirkan cara maupun jalan keluar untuk mengatasi persoalan ini. Apakah harus membatasi anak mereka menggunakan sarana informasi seperti internet. Atau, membatasi warnet yang ada saat ini dan semakin menjamur.

Sudah tidak ada waktu untuk berfikir terlalu lama. Harus ada penanganan serta perhatian serius dari segala pihak, orang tua maupun pemerintah. Sebab keberadaannya tidak lagi dijalan-jalan protocol saja. Bahkan antara satu dengan yang lainnya berdekatan. Yakni beberapa meter saja. Seperti dikawaasn kampus. Adt.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar